Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung - Wapmild Cyber Media IT | Blogs Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung - Hasil Pencarian Tersaring




Munculah
Loading...
  • Terlihat... Nampakan Bukti Seo
    Sedang Diarahkan Ketujuan...
    Cokies Dan Penampungan 3 Wap
  • Mild Grabs Search Cokies Wapmild
    |

    Apa yang sedang anda renungkan?

    Batal
    Wapmild
    Saya ingatkan anda Kawan:
    Contact
    US
    Follow
    Twitter
    Ikuti
    Fb

    Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung

    WAPMILD (Admin)
    Pesan : Jika Kamu ingin copas sertakan link artikel ini iya Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung

    Insane
    Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan .

    Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama. Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua , mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku .

    Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali , di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.

    Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang .

    Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini. Jatuhnya Majapahit Bidadari Majapahit, arca emas apsara gaya Majapahit menggambarkan zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman keemasan" Nusantara. Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada. Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14 , kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana . Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta.

    Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang. Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho , seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang , Demak , Tuban , dan Ampel ; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.

    Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita , yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya , adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana , putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.

    Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara . Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam , yaitu Kesultanan Malaka , mulai muncul di bagian barat Nusantara.


    Anda baru saja membaca Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung
    Jika Ingin Main share lagi tolong sertakan site WAPMILD

    Dibuat pada 2016-08-28 01:41:26
    Targets kisah jaman dulu , sejarah majapahit , Singhawikramawardhana

    0 Rate upStar
    Komentar Tidak Nyambung Otomatis Telah Di Kandang! Singhawikramawardhana | Sejarah Majapahit Yang Adiluhung

    View Details !

    • Wapmild Cyber Media
    • Jalan desa: Gringging Sari
    • Wonotunggal
    • Pos 51253
    • Tel: +62 089698098081
    • Fax: 089698098081
    • Email: saifmild@gmail.com